Dalam proses belajar mengajar Eko Interior keadaan kejiwaan Mahasiswa sangat perlu diperhatikan, hal ini merupakan tolok ukur yang mendasar atas keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Mahasiswa sangat membutuhkan situasi belajar yang kondusif, situasi belajar yang menumbuhkan perasaan dekat dengan dosen atau mahasiswa. Sehingga mahasiswa termotivasi untuk belajar dan saling menghargai dan sebagainya.
Dosen hendak menjadi motivator atau inisiator, dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, memberi peluang kepada mahasiswa untuk melakukan pilihan dan memutuskannya sendiri dengan pertimbangan pribadi akan menumbuhkan rasa percaya dirinya, dengan memberi dukungan atas apa yang di yakini mahasiswa.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
- Cara penerimaan mahasiswa yang berbeda dalam pembelajaran
- Rasa aman
- Pemahaman bahwasannya mahasiswa berbeda-beda karakter
- Cara yang digunakan harus demokratis
- Dosen tidak selalu bersikap bersahabat.
Pemahaman terhadap berbagai kemampuan dan kekurangan ada pada dosen dan juga mahasiswa, sikap dosen yang sabar akan menumbuhkan rasa persahabatan bagi mahasiswa, dan akan menumbuhkan rasa saling menghargai dimana posisi dosen sebagai pendidik akan selalu memberikan arahan, bantuan dan bimbingan agar harapan tersebut tercapai secara efektif dan efisien. Begitu pula halnya dengan mahasiswa akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi harapan tersebut.
Pemahaman peserta didik sangat diperlukan karena, perilaku mahasiswa selalu bersifat berubah-ubah, sehingga memerlukan kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku mahasiswa. Dosen hendaknya dapat berlaku bijaksana dalam memperlakukan mahasiswa sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Soal Jawab sendiri, semakin kaya ilmu dan pengalaman apabila dikerjakan bersama dengan temannya, dengan cara membandingkan, membedakan atau menghubungkan antara problem yang satu dengan yang lain berikut solusi pemecahan masalah berupa inovasi/ gagasan atau ide-ide baru. Hal ini berdasar keyakinan, bahwa
• Usaha yang tidak sesuai (fit) dalam kerjasama tim itu akan terpinggirkan. Kelangsungan hidup Usaha bukan lagi survival of the fittest dalam arti kelangsungan hidup yang terkuat (fit = kuat), melainkan kelangsungan hidup yang paling sesuai (fit = sesuai, cocok).
• Jadi Desainer Interior yang dapat menjaga kelangsungan hidupnya bukanlah yang mempunyai daya saing tertinggi dan dapat menyingkirkan lawannya, melainkan yang dapat menjalin kerjasama yang serasi dengan komponen lain di lingkungannya sebagai professional ahli Interior!
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL T.A. 2011
DESAIN INTERIOR, INSTITUT SENI YOGYAKARTA
MATA UJI : Eko Interior
DOSEN : Doso Winarno.
Hari/ Tanggal : Jum‘at, 4 Nopember 2011
Waktu : 90 Menit
Sifat : Buku Terbuka/ Tertutup
Sebagai ahli Interior, saudara bukannya mencari hasil maksimum, melainkan hasil optimum tanpa mengorbankan hal-hal yang prinsipiil dengan kesepakatan teamwork mencari konsensus untuk memanfaatkan proses bekerja bersama guna menemukan hasil Eko Interior yang berkelanjutan. Bagaimana cara memformulasi hasil optimum Eko Interior melalui proses bekerja bersama antara para ahli dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat, menjadi menarik untuk dilakukan soal jawab sendiri.
Kepada setiap mahasiswa membuat 2 soal-jawab terkait Eko Interior. Soal-jawab yang sudah dibuat teman tidak boleh dibuat oleh teman yang lain. Pastikan menggunakan gaya bahasa anda sendiri, tidak boleh copy-paste dari bahan di internet atau lainnya, yang penting pemahaman anda yang dinilai. Teman yang lain boleh bekerja sama dalam memecahkan problem pada tugas anda untuk dibuat pada soal-jawab teman lain, tapi bukan berarti menggugurkan kewajiban membuat 2 soal-jawab untuk anda sendiri dari tugas yang telah dibuat, tapi saling memperkuat dan memperkaya khasanah ilmu maupun pengalaman.
Silakan dibuat soal-jawab sendiri, jangan lupa diberi nama dan nomor mahasiswa!
Kecenderungan mahasiswa tidak mau bertanya saat kuliah bukanlah hal yang asing lagi. Sistem pendidikan selalu mengajarkan peserta didik untk menjawab pertanyaan, bukan untuk bertanya. Sistem evaluasi belajar selalu dilakukan dengan menjawab pertanyaan. Akibatnya orientasi dalam roses pendidikan hanya menjawab pertanyaan. Eksesnya, di perkuliahan kuriositas, rasa ingin tahu mahasiswa rendah, kreativitas pun menjadi tumpul.
Ada tiga tipe mahasiswa saat di kelas. Pertma aktif, di kelas mau bertanya dan meminjam buku. Kedua bertanya saja tetapi tidak aktif untuk mencari perbandingan dari buku lainnya. Ketiga, tidak aktif, yaitu ditandai dengan tidak pernah bertanya dan jika dipancing mereka tidak paham apa yang telah diajarkan.
Untuk itu, perlu kreativitas dan metoda belajar mengajar yang baru. Sistem pengajaran dengan pemeberian tugas ilmiah dengan acuan teori dari minimal 3 buku dengan mengemukakan isu strategis, masalah dan potensi serta solusi pemecahan masalah dengan solusi desain, kemudian dibuat soal jawab sneidir secara berkelompok untuk dipresentasikan bersama dengan moderator dan tanya jawab, sehingga semua siswa aktif memperoleh penilaian, tentu selain kekayaan ilmu dan pengalaman, mereka ternyata terpaksa sudah bisa menulis karya ilmiah, dan telah bisa paparan atau berjualan konsep, atau bertanya dan menjawab soal sendiri. Metode ini dimaksudkan agar mahasiswa mau mencari ilmu dari buku lainnya untuk perbandingan. Jika pada saat ujian mereka harus menulis kembali apa yang telah diajarkan, namun dengan syarat tidak boleh menggunakan satu sumber saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.