Minggu, 29 Januari 2012

Bahan Kkayu MDF dan Bambu


DINA ASTUTI / 0911691023
UJIAN MID EKO INTERIOR
SOAL-JAWAB SENDIRI
1.      Jelaskan mengenai pengertian bahan kayu MDF dan bambu?
a)      Apa kelebihan dari bahan diatas?
b) Apa kekurangan dari bahan di atas dan solusi apa yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan dari bahan tersebut?
c)      Jelaskan bagaimana proses sebuah pengeringan kayu solid dan manfaatnya?
2.      Bagaimana penerapan bahan kayu MDF dan juga Bahan bambu untuk sebuah desain interior?
JAWAB Sendiri
1.      MDF hampir sama dengan triplek. Proses pembuatanya serbuk kayu dicampur resin, dipadatkan dengan lem dengan pengeringan suhu 1.800ºC. Bambu tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas, memiliki banyak tipe. Bambu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm bahkan lebih, tergantung kondisi tanah dan klimatologi tempat ia tumbuh.
a.       Kelebihan MDF Ramah lingkungan, terjangkau karena harganya murah, fleksibel. Ukuran dan kekuatannyapun  konsisten. Kelebihan bambu  memiliki sifat-sifat baik untuk dimanfaatkan, kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut, relatif murah.
b.      Kekurangan MDF Menghabiskan mata pisau, berat, Tidak tahan air. Debu MDF sangat kecil dan berpotensi menimbulkan asma terutama saat proses pengerjaan. Bahan Kimia Formaldehyde menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan dan bahkan paru-paru walaupun level rendah. Solusi yang dilakukan adalah  biarkan pintunya terbuka selama beberapa hari sebelum furniture tersebut digunakan jika furniture tersebut baru. Finishing menggunakan cat, dengan begitu jika di terkena air maka MDF tersebut tidak akan mengeluarkan jamur karena pori-porinya sudah tertutup oleh finishing cat. Kekurangan bahan bambu mudah diserang hama bambu yang dinamakan bubuk. Solusinya pengawetan bambu yang baru ditebang, batang  dibersihkan, cabang dan daun masih lengkap. Bagian pangkal batang dihubungkan dengan bak yang berisi larutan pengawet. Bahan pengawet masuk melalui bidang potong dan bagian dalam menembus sampai ujung batang dengan bantuan penguapan. Dapat diperluas dengan menguliti bagian pangkal batang agar pengawetan lebih pendek. Proses pengawetan dipengaruhi oleh jenis dan kadar air bambu, iklim serta bahan pengawet yang digunakan.
c.       Pengeringan kayu solit
Pengeringan kayu dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pergerakan air dari bagian dalam ke permukaan kayu dan penguapan air dari permuakaan kayu. Air dalam kayu umumnya bergerak dari bagian dengan kandungan air tinggi ke bagian dengan kandungan air rendah. Artinya permuakaan kayu harus lebih kering dibandingkan dengan bagian dalamnya jika ingin mengeluarkan air dari dalam kayu.Selama proses pengeringan kayu, sirkulasi udara perlu diatur. Sirkulasi udara terlalu lambat menyebabkan waktu yang dibutuhkan permukaan kayu untuk mencapai titik keseimbangan kadar air menjadi lebih lama, selain memberikan kesempatan untuk tumbuhnya jamur.Tahap pengeringan kayu meliputi proses evaporasi konstan., tahap transisi dan tahap eksponental. Tahap proses evaporasi konstan adalah proses evaporasi air bebas sel kayu yang tidak berpengaruh pada dimensi kayu. Tahap transisi adalah proses pengeluaran air terikat dari dinding sel, yang akibatnya pada perubahan dimensi kayu. Tahap eksponental adalah tahap penyesuaian akhir kayu terhadap lingkungan.
Manfaat pengeringan kayu
a)      Kayu terlindung dari serangan jamutr pewarna, sehimgga kayu akan lebih awet. Tinngginya temperature pada pengeringan akan membunuh jamur dan insekta yang bisa hidup dalam kayu.
b)      Pengeringan menghasilakan kekuatan kayu yang tinggi, dengan asumsi tidak terjadi cact khususnya belang ujung. Selain itu kuat pegangan paku terhadap kayu akan mengikat.
c)      Meningkatkan kualitas hasil pengecatan dan proses pengerjaan akhir.
d)     Berat kayu berkurang sehigga biaya transportasi bisa lebih rendah.
2.      Kayu MDF
a.       Bahan furniture menggantikan kayu solid untuk meja, kursi, almari, rak buku, kitchenset, dll.  MDF dipakai untuk furniture praktis yang diproduksi massal. Sistem knock down.
b.      Asesoris interior seperti mirror, table lamp, standing lamp, bingkai foto dan lukisan  dll.
c.       Elemen interior
§  plafon dengan bahan MDF ini tidak terlalu berat dengan begitu tingkat keamanan tidak diragukan lagi jika mengunakan bahan MDF.
§  Dinding seperti dinding-dinding partisi, stan exhibition dll.
§  Lantai parquet karena lapisan atau tekstur bagian permukaan kayu MDF halus, jika parquet di tempelkan di atas kayu MDF maka lantai parquet yang dihasilkan akan halus dan tidak bergelombang.
Bambu
Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bahan penghara industri supit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain. Secara anatomis bambu berbeda dengan kayu. Batang bambu berlubang, berbuku dan beruas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.