Nama :
Berlin Dwi Prs.
Nim :
0911664023
Jurusan Interior ISI-Yogyakarta
Pernahkah
anda melihat tumpukan ban-ban bekas di sebuah bengkel kendaraan bermotor atau
bengkel yang menyediakan jasa tambal ban ?
Dapatkah
anda bayangkan berapa banyakkah kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya
setiap harinya?
Menurut
data yang saya kutip dari sebuah surat kabar Tempo “jumlah kendaraan bermotor roda empat atau lebih di dunia sejak 1986
terus bertumbuh. Walhasil, seperti terlihat dari hasil penelitian WardAuto
2011, hingga 2010 lalu jumlah kendaraan bermotor di seantero dunia telah
mencapai 1,015 miliar unit.”
Peningkatan
jumlah kendaraan bermotor juga terjadi di Indonesia. Data dari Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda
Motor Indonesia (AISI) menunjukkan jumlah populasi kendaraan bermotor di
Indonesia hingga 2010 lalu mencapai 50.824.128 unit. Bahkan Indonesia merupakan
salah satu Negara dengan kepemilikan kendaraan bermotor terbesar se Asia Tenggara.
Hal
tersebut tidaklah mengherankan karena memang rasio kepemilikan kendaraan
bermotor dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada adalah sekitar 1:4,6.
Jadi dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor di Indonesia, serta polusi yang timbul dari pemakaianya.
Dalam
hal ini saya akan mengupas lebih dalam tentang sampah yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor terutama ban dari kendaraan roda 2. Dalam kendaraan bermotor
ban merupakan elemen yang penting, karena ban adalah salah satu bagian dari
system penggerak kendaraan bermotor.
Ban
adalah sebuah cincin karet yang berhubungan langsung dengan aspal atau tanah
yang berfungsi untuk menyangga sebuah kendaraan agar dapat berjalan. Biasanya
ban terbuat dari bahan karet dengan diberi lapisan ply ( lapisan benang nylon yang berfungsi sebagai penguat pada ban)
serta diperkuat dengan kawat baja pada bagian tepi yang berhubungan langsung
dengan rim atau pelg dengan rongga
udara pada bagian tengahnya.
Karena
ban memiliki kandungan bahan bahan yang cukup berbahaya bila dibiarkan dan
tidak dimanfaatkan apalagi bila terkubur di dalam tanah maka perlu adanya suatu
cara untuk memanjangkan umur fungsi dari ban tersebut. Di Indonesia sendiri
sudah banyak sekali ditemukan para pengrajin yang memanfaatkan ban bekas
sebagai produk produk baru .
Namun
banyak pula di antara mereka hanya menggunakan ban bekas dari kendaraan roda
empat sebagai materialnya. Lalu bagaimanakah dengan ban bekas kendaraan
bermotor roda dua yang justru di Indonesia ini lebih banyak dihasilkan?
Mungkin
ini merupakan sebuah pertanyaan yang mengharuskan kita merenung sejenak dan
berpikir apakah bisa kita memanfaatkan ban motor untuk dijadikan barang baru
dengan fungsi yang baru pula? Dengan mantap saya bisa mengatakan tentu saja
bisa, dalam hal ini saya akan mengupas lebih lanjut pula tentang bagaimanakah
kita memanfaatkan ban bekas sepeda motor menjadi sebuah bahan material untuk
aksesoris dan elemen elemen dekoratif di ruangan atau interior.
Dilihat dari segi konstruksi ban kendaraan
roda dua lebih soft dan lebih lunak dibandingkan dengan ban kendaraan roda
empat, hal inilah yang membuat banyak orang ragu bisa dimanfaatkan kembali. Namun justru
dengan kelemahannya tersebut justru kita dapat memanfaatkannya sebagai
kemudahan dalam memperlakukan ban sebagai material karena akan menjadi lebih
mudah dalam pengerjaannya.
Sudah
dibuktikan oleh saya sendiri tentang bagaimanakah cara kita untuk memanfaatkan
ban agar dapat digunakan kembali. Ternyata ban dengan perlakuan sederhana juga
bisa menjadi sesuatu yang indah dan fungsional.
Untuk
menghasilkan sebuah produk barang baru yang berasal dari ban motor bekas
tidaklah sesulit yang kita bayangkan seperti kita mengolah dari ban bekas roda
empat, kita juga tidak perlu memiliki alat alat yang khusus untuk mengolahnya,
yang diperlukan hanyalah kreatifitas kita dalam mengolahnya. Selain itu
material tersebut dapat kita peroleh hanya dengan cuma cuma ataupun dengan cara
membelinya seharga seribu rupiah per satuannya.sehingga hal ini dapat menjadi
alternatif penghasilan baru bagi mereka yang ingin mengembangkan usaha baru
dalam bidang ini dengan modal yang minim namun dapat menghasilkan produk yang
fungsional dan indah. Dapat diperhitungkan juga keuntungan yang dapat
dihasilkan bila kita mau menjadikannya sebagai sesuatu yang sifatnya profitable ( dapat menghasilkan uang).
Ban
motor bekas tersebut dapat kita manfaatkan menjadi sebuah sofa hanya dengan
menggabungkan beberapa ban saja dengan bantuan kawat, atau dengan cara diolah
menurut kreatifitas kita. Serta dapat pula ditambahkan finishing lain dengan
bahan bahan pewarna yang dapat menjadikan tampilannya lebih bagus.
Selain
itu ban juga dapat kita gunakan sebagai elemen dekoratif lain seperti panel
panel dinding, ataupun penyekat antar ruangan dengan cara dipotong potong
menjadi bagian bagian kecil atau cukup dengan dirangkai begitu saja sesuai
dengan keinginan kita.
Manfaat
lainnya adalah ban motor juga dapat digunakan sebagai material untuk bahan
pelapis lantai dengan cara dipotong berbentuk kotak kotak dan dirangkai
sehingga menjadi seperti karpet. Karena sifatnya yang lunak, elastis serta
tidak licin, dan selain itu ban juga dapat menjadikan sebuah ruangan menjadi
lebih hangat karena ban tidak rentan terhadap perubahan suhu jadi hawa dingin
dari lantai tidak langsung terasa ke kaki karena terlapisi oleh ban apalagi
bila lantai terbuat dari bahan bahan seperti keramik, marmer, granit dan
sebagainya yang rentan terhadap suhu apalagi suhu dingin.
Sebagai
bahan aksesoris interior lainnya ban juga dapat dimanfaatkan sebagai bingkai
lukisan, foto, tempat majalah di ruang tamu atau keluarga. Bahkan mungkin ban
juga dapat digunakan sebagai kerangka tempat tidur, sign system (suatu alat yang berfungsi sebagai penunjuk arah,
tempat, atau ruang) di sebuah ruangan.
Ban
juga merupakan material yang memiliki sifat penghantar listrik yang buruk atau
bahan non konduktor jadi ban juga dapat pengaman bagi rumah rumah yang memiliki
peralatan peralatan listrik yang rentan terhadap korsleting atau hubungan arus
pendek. Serta masih banyak sekali manfaat lainnya dari ban motor bekas ini.
Diharapkan
juga bila pemanfaatan dari ban bekas tersebut dapat menjadikan salah satu alternatif
untuk mengurang efek global warming karena ban tidak dapat terurai sehingga
menyebabkan polusi di dalam tanah yang dapat menyebabkan tanah menjadi tercemar
dan juga hal ini dapat berdampak pada semakin tidak suburnya tanah bila
tercemar, selain itu dampak yang sangat menggangu adalah menyebabkan tercemarnya
air akibat dari ban bekas yang tidak terawat sehingga dapat menimbulkan efek
lain terutama kesehatan umat manusia karena ada kandungan dari ban yang bila
dibiarkan terkena oleh panas terus menerus akan menghasilkan kandungan zat
karsinogenik (suatu zat berbahaya yang dapat memicu kanker). Oleh karena itu
ban harus mendapatkan perhatian yang khusus dari kita semua. Extender minyak
aromatik terdiri dari sekitar 25% dari ban paling dan diketahui menyebabkan
kanker pada hewan laboratorium serta manusia dicurigai karsinogen
(diterjemahkan dari bahasa Inggis, Joseph P. Sullivan ). Bagaimanakah
kita dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan selain dengan memperhatikan hal
hal kecil yang mungkin setiap manusia bisa melakukannya daripada memperhatikan
dampak besar yang setiap manusia dapat merasakannya namun tidak dapat melakukan
apa apa selain hanya menyesali dan menerima keadaan yang ada.
Maka
lakukanlah hal kecil yang berguna bagi bumi namun setiap manusia dapat
melakukannya dimulai dari diri kita sendiri dan menyampaikannya kepada orang
lain agar mereka juga melakukan hal yang sama sehingga kita dapat merasakan
efeknya bila semua orang sudah melakukannya.
Daftar Pustaka.
Sullivan, Joseph P. (2006). "An Assessment of
Environmental Toxicity and Potential Contamination from Artificial Turf using
Shredded or Crumb Rubber" (PDF). California:Ardea Consulting.
Tempo interaktif, Jum’at 19
Oktober 2011 “Kendaraan Bermotor di
Indonesia Terbanyak di ASEAN “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.