Rabu, 18 Januari 2012

Ban Motor Sebagai Material Aksesoris Interior


Nama  : Berlin Dwi Prs.
Nim     : 0911664023
Jurusan Interior ISI-Yogyakarta
Pernahkah anda melihat tumpukan ban-ban bekas di sebuah bengkel kendaraan bermotor atau bengkel yang menyediakan jasa tambal ban ?
Dapatkah anda bayangkan berapa banyakkah kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya setiap harinya?
Menurut data yang saya kutip dari sebuah surat kabar Tempo “jumlah kendaraan bermotor roda empat atau lebih di dunia sejak 1986 terus bertumbuh. Walhasil, seperti terlihat dari hasil penelitian WardAuto 2011, hingga 2010 lalu jumlah kendaraan bermotor di seantero dunia telah mencapai 1,015 miliar unit.”
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga terjadi di Indonesia. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan jumlah populasi kendaraan bermotor di Indonesia hingga 2010 lalu mencapai 50.824.128 unit. Bahkan Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kepemilikan kendaraan bermotor terbesar se Asia Tenggara.
Hal tersebut tidaklah mengherankan karena memang rasio kepemilikan kendaraan bermotor dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada adalah sekitar 1:4,6. Jadi dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di Indonesia, serta polusi yang timbul dari pemakaianya.
Dalam hal ini saya akan mengupas lebih dalam tentang sampah yang dihasilkan dari kendaraan bermotor terutama ban dari kendaraan roda 2. Dalam kendaraan bermotor ban merupakan elemen yang penting, karena ban adalah salah satu bagian dari system penggerak kendaraan bermotor.
Ban adalah sebuah cincin karet yang berhubungan langsung dengan aspal atau tanah yang berfungsi untuk menyangga sebuah kendaraan agar dapat berjalan. Biasanya ban terbuat dari bahan karet dengan diberi lapisan ply ( lapisan benang nylon yang berfungsi sebagai penguat pada ban) serta diperkuat dengan kawat baja pada bagian tepi yang berhubungan langsung dengan rim atau pelg dengan rongga udara pada bagian tengahnya.
Karena ban memiliki kandungan bahan bahan yang cukup berbahaya bila dibiarkan dan tidak dimanfaatkan apalagi bila terkubur di dalam tanah maka perlu adanya suatu cara untuk memanjangkan umur fungsi dari ban tersebut. Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali ditemukan para pengrajin yang memanfaatkan ban bekas sebagai produk produk baru .
Namun banyak pula di antara mereka hanya menggunakan ban bekas dari kendaraan roda empat sebagai materialnya. Lalu bagaimanakah dengan ban bekas kendaraan bermotor roda dua yang justru di Indonesia ini lebih banyak dihasilkan?
Mungkin ini merupakan sebuah pertanyaan yang mengharuskan kita merenung sejenak dan berpikir apakah bisa kita memanfaatkan ban motor untuk dijadikan barang baru dengan fungsi yang baru pula? Dengan mantap saya bisa mengatakan tentu saja bisa, dalam hal ini saya akan mengupas lebih lanjut pula tentang bagaimanakah kita memanfaatkan ban bekas sepeda motor menjadi sebuah bahan material untuk aksesoris dan elemen elemen dekoratif di ruangan atau interior.
 Dilihat dari segi konstruksi ban kendaraan roda dua lebih soft dan lebih lunak dibandingkan dengan ban kendaraan roda empat, hal inilah yang membuat banyak orang ragu  bisa dimanfaatkan kembali. Namun justru dengan kelemahannya tersebut justru kita dapat memanfaatkannya sebagai kemudahan dalam memperlakukan ban sebagai material karena akan menjadi lebih mudah dalam pengerjaannya.
Sudah dibuktikan oleh saya sendiri tentang bagaimanakah cara kita untuk memanfaatkan ban agar dapat digunakan kembali. Ternyata ban dengan perlakuan sederhana juga bisa menjadi sesuatu yang indah dan fungsional.
Untuk menghasilkan sebuah produk barang baru yang berasal dari ban motor bekas tidaklah sesulit yang kita bayangkan seperti kita mengolah dari ban bekas roda empat, kita juga tidak perlu memiliki alat alat yang khusus untuk mengolahnya, yang diperlukan hanyalah kreatifitas kita dalam mengolahnya. Selain itu material tersebut dapat kita peroleh hanya dengan cuma cuma ataupun dengan cara membelinya seharga seribu rupiah per satuannya.sehingga hal ini dapat menjadi alternatif penghasilan baru bagi mereka yang ingin mengembangkan usaha baru dalam bidang ini dengan modal yang minim namun dapat menghasilkan produk yang fungsional dan indah. Dapat diperhitungkan juga keuntungan yang dapat dihasilkan bila kita mau menjadikannya sebagai sesuatu yang sifatnya profitable ( dapat menghasilkan uang).
Ban motor bekas tersebut dapat kita manfaatkan menjadi sebuah sofa hanya dengan menggabungkan beberapa ban saja dengan bantuan kawat, atau dengan cara diolah menurut kreatifitas kita. Serta dapat pula ditambahkan finishing lain dengan bahan bahan pewarna yang dapat menjadikan tampilannya lebih bagus.
Selain itu ban juga dapat kita gunakan sebagai elemen dekoratif lain seperti panel panel dinding, ataupun penyekat antar ruangan dengan cara dipotong potong menjadi bagian bagian kecil atau cukup dengan dirangkai begitu saja sesuai dengan keinginan kita.
Manfaat lainnya adalah ban motor juga dapat digunakan sebagai material untuk bahan pelapis lantai dengan cara dipotong berbentuk kotak kotak dan dirangkai sehingga menjadi seperti karpet. Karena sifatnya yang lunak, elastis serta tidak licin, dan selain itu ban juga dapat menjadikan sebuah ruangan menjadi lebih hangat karena ban tidak rentan terhadap perubahan suhu jadi hawa dingin dari lantai tidak langsung terasa ke kaki karena terlapisi oleh ban apalagi bila lantai terbuat dari bahan bahan seperti keramik, marmer, granit dan sebagainya yang rentan terhadap suhu apalagi suhu dingin.
Sebagai bahan aksesoris interior lainnya ban juga dapat dimanfaatkan sebagai bingkai lukisan, foto, tempat majalah di ruang tamu atau keluarga. Bahkan mungkin ban juga dapat digunakan sebagai kerangka tempat tidur, sign system (suatu alat yang berfungsi sebagai penunjuk arah, tempat, atau ruang) di sebuah ruangan.
Ban juga merupakan material yang memiliki sifat penghantar listrik yang buruk atau bahan non konduktor jadi ban juga dapat pengaman bagi rumah rumah yang memiliki peralatan peralatan listrik yang rentan terhadap korsleting atau hubungan arus pendek. Serta masih banyak sekali manfaat lainnya dari ban motor bekas ini.
Diharapkan juga bila pemanfaatan dari ban bekas tersebut dapat menjadikan salah satu alternatif untuk mengurang efek global warming karena ban tidak dapat terurai sehingga menyebabkan polusi di dalam tanah yang dapat menyebabkan tanah menjadi tercemar dan juga hal ini dapat berdampak pada semakin tidak suburnya tanah bila tercemar, selain itu dampak yang sangat menggangu adalah menyebabkan tercemarnya air akibat dari ban bekas yang tidak terawat sehingga dapat menimbulkan efek lain terutama kesehatan umat manusia karena ada kandungan dari ban yang bila dibiarkan terkena oleh panas terus menerus akan menghasilkan kandungan zat karsinogenik (suatu zat berbahaya yang dapat memicu kanker). Oleh karena itu ban harus mendapatkan perhatian yang khusus dari kita semua. Extender minyak aromatik terdiri dari sekitar 25% dari ban paling dan diketahui menyebabkan kanker pada hewan laboratorium serta manusia dicurigai karsinogen (diterjemahkan dari bahasa Inggis, Joseph P. Sullivan  ). Bagaimanakah kita dapat menyelamatkan bumi dari kerusakan selain dengan memperhatikan hal hal kecil yang mungkin setiap manusia bisa melakukannya daripada memperhatikan dampak besar yang setiap manusia dapat merasakannya namun tidak dapat melakukan apa apa selain hanya menyesali dan menerima keadaan yang ada.
Maka lakukanlah hal kecil yang berguna bagi bumi namun setiap manusia dapat melakukannya dimulai dari diri kita sendiri dan menyampaikannya kepada orang lain agar mereka juga melakukan hal yang sama sehingga kita dapat merasakan efeknya bila semua orang sudah melakukannya.

Daftar Pustaka.
Tempo interaktif, Jum’at 19 Oktober 2011  “Kendaraan Bermotor di Indonesia Terbanyak di ASEAN “.
http://en.wikipedia.org/wiki/Tire diakses diakses tanggal 14 Oktober 2011. oleh Berlin Dwi P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.