Rabu, 02 November 2011

Eko Interior Penting


         Eko Interior Penting
Semua yang terlibat dalam proses Desain Eko Interior berkaitan dengan solusi desain dan isu lingkungan global, dan untuk memperlihatkan pentingnya sumbangan desainer untuk meminimkan masalah lingkungan. Beberapa kasus mempunyai motivasi yang hanya mempertimbangkan biaya dan estetis daripada kesadaran lingkungan.
Kualitas lingkungan baik yang alami maupun buatan mempunyai pengaruh yang tidak terbatas pada perilaku manusia, baik secara fisik maupun psikologis. Beberapa akibat yang mempengaruhi dapat dilihat dengan seketika,  lainnya terjadi perlahan-lahan dan akibatnya berjangka panjang. Desainer Interior menghasilkan suatu karya yang dapat mampengaruhi orang lain secara mental maupun fisik. Ilmu Lingkungan menerapkan berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan ekologi pada masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.


Pertambahan penduduk dunia sejajar dengan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, benar-benar mengubah hubungan kita dengan lingkungan.  Sebelumnya tidak pernah dalam sejarah kemanusiaan, kita mempunyai kekuatan untuk mengubah cuaca dunia dan untuk menghancurkan ekosistem kita sendiri sampai melampaui titik of no return. Ancaman kehancuran global hanya dapat dibandingkan dengan kehancuran oleh nuklir, biarpun tidak pernah sedekat itu. “Panas global, tipisnya ozon, hilangnya spesies-spesies kehidupan dan penghancuran hutan, semua mempunyai sebuah sebab yang sama: hubungan baru antara kehidupan manusia dan keseimbangan alami dunia“ (Gore,1992).
Keadaan planet bumi sekarang kritis, karena manusia menghadapi twin catastrophies: penipisan sumber alami dan degradasi lingkungan.
Rusaknya lingkungan karena kurangnya perhatian manusia terhadap lingkungan yang harus dilihat secara menyeluruh (holistic). Holisme dalam konotasi ini, didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa komponen hidup (organisme, termasuk manusia) dan komponen tak bernyawa (lingkungan. Fisik) bersama-sama berfungsi sebagai kesatuan sesuai dengan definisinya baik secara hukum fisik maupun biologis.
Desainer interior membentuk lingkungan dalam ruang di tempat mana orang tinggal, bekerja secara rutin tiap hari dan istirahat. Dalam mengerjakan itu, desainer merencanakan ruang yang berfungsi sesuai dengan keinginan pemakai, mempengaruhi orang dalam berfikir, dan merasakan kondisi ruang. Lebih tepat di katakan bahwa desainer membentuk ruang-ruang spasial, dengan keahliannya membentuk pola perilaku manusia dengan mempengaruhi pola pikir masyarakat yang sensitif secara estetis dan etis dalam menanggapi isu di dunia kontemporer.
Daftar pengaruh manusia yang menghancurkan biosfer tidak pernah berakhir. Seperti di dalam setiap mikrokosmos, banyak isu lingkungan yang timbul, dan dapat ditemui dalam bidang desain interior yang relatif kecil: metode, energi yang merusak, industri yang berpolusi, spesies yang dalam kondisi gawat, masalah sampah padat, hancurnya hutan. Elemen dasar udara, air, bumi dan semua dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat desainer setiap hari.
“Kita merasa sudah mempunyai hak dan dengan seenaknya memakai udara serta air yang bersih selama berjuta-juta tahun. Tetapi gambaran seperti itu berubah secara drastis karena alasan yang sangat kompleks: udaranya beracun serta danau dan aliran sungai berpolusi. Harus diakui bahwa desainer interior ikut bertanggung jawab pada kondisi yang menakutkan ini” (Papanek, 1991 p.46).
Mendesain interior bagaimana membuat sebuah ruangan dalam suatu bangunan berfungsi secara menyenangkan dan memuaskan secara estetis. Biarpun begitu, mendesain juga memerlukan sebuah tanggung jawab jangka panjang karena akibatnya tidak dapat dilihat dalam seketika. Melalui penciptaan ruang kehidupan dan kerja; desainer interior membentuk gaya kehidupan orang, mempengaruhi cara mereka merasakan, berfikir dan bertindak, mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan.
Lingkungan global dan lingkungan dalam ruang saling bergantung, ketika berjuang untuk mencapai sebuah “sadar lingkungan interior”, penting untuk mengambil pertimbangan dari pengaruh kedua belah pihak lingkungan, baik bagian luar maupun dalam.
Dampak lingkungan global merupakan sebuah produk dari bahan dan metode konstruksi serta finishing yang khusus. Desain perlu energi, mengeluarkan sampah dan juga polusi. Serangkaian kriteria tambahan harus disusun dan dipertimbangkan untuk pemakai dalam memecahkan masalah “interior yang sehat” antara lain: udara bersih  dalam ruang, kondisi termal dan akustik yang sesuai, ruang yang menyenangkan baik secara fungsi dan estetis, pemecahan pencahayaan, warna dan tekstur secara memadai. Kebanyakan kriteria ruang luar dan dalam, hampir sama dan memungkinkan untuk mempunyai material dan metode yang baik untuk lingkungan global dan interior yang sehat.




Ide bahwa desainer harus mempertimbangkan dampak lingkungan di pekerjaan mereka adalah baru. Dua puluh tahun yang lalu Victor Papanek berargumentasi secara meyakinkan bahwa desainer di dalam suatu posisi yang berkuasa (powerful), dapat untuk menolong menciptakan dunia yang lebih baik atau menyumbang lebih lanjut pada kehancuran planet bumi. Idenya bahwa, desainer harus menolak rancang bangun yang termasuk usang; bahwa hanya kebutuhan konsumer, dan keinginan mereka, harus dituju; dan bahwa desainer seharusnya berusaha untuk mendapatkan jalan menggunakan kemampuannya untuk suatu hasil akhir yang berguna secara sosial, terutama di negara yang sedang berkembang, menghina banyak kemantapan desain pada waktu itu.
Tidak mudah menjadi seorang desainer yang sadar.” Masalah berawal, dari keinsyafan kita, tentang sejauh mana kompleksitas dari isu. Membaca literatur yang diterbitkan tidak selalu menolong karena pembaca dihadapkan dengan dilema pendapat yang bertentangan. Kurangnya akses untuk memproses penelitian membuat itu sangat sulit, bahkan tidak mungkin, untuk membuat keputusan yang ilmiah. Juga penting menginsyafi bahwa tidak ada solusi yang sempurna dan kita hanya memilih satu yang paling tidak merusak lingkungan.
Masalah lingkungan tumbuh bahkan lebih komplek ketika mempelajari pandangan global. Konferensi UN tentang lingkungan dan pembangunan, di Rio De Janeiro,  June 1992 memperlihatkan secara luas perbedaan dasar pada ekonomi regional. Ketidaksetujuan antara negara industri dan negara yang sedang berkembang timbul disebabkan oleh penurunan lingkungan. Negara-negara industri berfocus pada efisiensi energi, bahan-bahan non toxic, dan penghijauan, padahal arsitek dari negara yang berkembang menekankan   pada isu kemiskinan, agrikultur yang berkelanjutan, dan kebutuhan untuk tindakan secara politis.
Semua mengakui setiap bangsa unik dan mempunyai kepentingan sendiri secara regional dan ekonomi, harus diakui bahwa preservasi lingkungan alami merupakan salah satu isu pokok dunia di masa kini, bahwa ada sebuah kepentingan untuk pendidikan dan informasi agar secara sadar membantu mengarahkan masa depan dunia.
Akibat profesi desain mempengaruhi kehidupan orang dan membentuk perilaku mereka, dalam praktek mereka diharapkan menunjukkan etika yang tepat. Desain harus menanggapi lingkungan, memasukkan ke dalam pertimbangan sumber alami dan, yang mempengaruhi manusia yang akan datang. Satu aspek yang paling penting dari pendekatan ini adalah ide dari kesinambungan, yang menurut World Comission on Environment and Development  yaitu “harus mempertimbangkan kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan kemampuan untuk generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri”.
Hal ini merupakan sebuah dimensi baru dalam etika profesi desainer interior yang sedang berkembang.
Bagaimana hubungannya dengan ekonomi?
a.  Ekonomi berpotensi mempengaruhi polusi udara dalam ruang adalah cukup tinggi; terutama tempat yang potensial diperkirakan pengaruhnya sepuluh juta dolar per tahun. Pengaruh seperti itu termasuk biaya medis secara langsung dan pendapatan yang hilang terutama karena sakit, seperti juga penambahan jumlah hari sakit untuk pegawai dan hilangnya produktivitas ketika bekerja.
b.     Biaya buruh mungkin 10 sampai 100 kali lebih besar per meter persegi dari  kantor dari pada biaya 
Analisis biaya proyek tidak dapat didasarkan pada biaya bahan dan tenaga saja. Bahkan termasuk biaya siklus kehidupan-biaya perawatan dan manajemen-tidak benar-benar diarahkan pada biaya sesungguhnya dari setiap proyek. Biaya lingkungan yang tertinggal, yang sampai sekarang ditanggung oleh publik, harus dimasukkan juga, seperti dalam tag harga.
Desainer interior mempunyai sebuah peran yang unik dan bertanggung jawab sebagai penengah antara industri dan klien. Terserah kepada desainer untuk memberikan informasi, membangun kepekaan, menanyakan yang kurang jelas dan mengusulkan  pemecahan. Desainer dapat menjadi alat dalam menciptakan pasar yang cukup untuk produk aman lingkungan. Mereka dapat meyakinkan klien bahwa desain yang sensitif secara lingkungan akan memperbaiki kualitas hunian dari kehidupan, kenyamanan, dan produktivitas, dan juga menghemat biaya operasi.
Penghematan sangat besar sehingga mereka menaikkan setiap biaya awal dari peralatan material dan system. Pertentangan konvensional antara ekonomi dan ekologi tidak lagi perlu dipergunakan.

Akibat pasaran untuk produk “hijau” bertambah, industri akan dapat menekan biaya mengikuti salah satu hukum dasar ekonomi: ekonomi dari skala. Bertambahnya kesadaran lingkungan juga memberikan industri kemungkinan untuk mengembangkan pasar baru dan memperbaiki hubungan dengan masyarakat, seperti juga menghindari biaya, pajak dan denda resmi untuk polusi. Banyak yang meragukan menantang pendukung kesadaran desain secara lingkungan untuk membuktikan keuntungan ekonomi dari “penghijauan” bangunan dan interior. Baru-baru ini ada contoh dari proyek yang telah dibuktikan bahwa desain yang cerdas terintegrasi dengan hal yang berhubungan dengan lingkungan dapat juga secara ekonomi efisien dan menguntungkan.

Adanya era globalisasi isu dan keprihatinan lingkungan hidup yang telah merambah pula dunia desain interior dan berkarya desain para Desain Interior dan disainer tidak dapat lagi mengabaikan lingkungan hidup. Para Desain Interior dan desainer harus bersikap ramah lingkungan. Barangsiapa berlaku anti lingkungan hidup akan harus membayar mahal. Cepat atau lambat daya saing mereka akan merosot dan masyarakat yang menjadi konsumennya akan memilih produk karya-seni atau karya desain yang lain.

2.     Pentingnya Lingkungan Interior
a. Dasar pentingnya mempelajari Lingkungan Interior
1) Conflic in use:  merupakan penggunaan untuk beberapa kepentingan dalam implementasi karya;
2)  Fisical Polution: adanya pengaruh luar dan dalam proses serta hasil implementasi karya;
3)   Resources Development: merupakan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dalam berkarya desain;
4)     Social Polution: sebagai moral, perilaku dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b.   Tujuan mempelajari Lingkungan Interior
1)     Segi Praktis Ideal; tercapainya keserasian hidup dan terpeliharanya lingkungan yang serasi sepanjang masa.
2)  Segi Akademik; mempelajari sebab akibat, sifat dan wujud hidup atau bentuk pencemaran (fisis, sosial dan budaya) terutama pencemaran sosial yang menjadi penghambat lajunya pembangunan berwawasan lingkungan.
3)     Segi tanggung jawab moral; sebagai insan lingkungan mengarahkan dan membawa karya desain yang ramah lingkungan serta membawa masyarakat menuju sadar lingkungan agar kehidupan dan penghidupan manusia semakin serasi dan sejahtera.

c.    Memulihkan dan Mempertahankan Kelestarian Ekosistem Bumi
1)      Pendekatan terpadu pengelolaan sumber daya alam (SDA)
2)      Mempertahankan sedapat mungkin ekosistem alami di setiap karya Desain Interior
3)     Menghilangkan tekanan tehadap ekosistem alami dan yang telah dimodifikasi dengan cara melindungi hasil karya Desain Interior dan mengelola dengan cara berwawasan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.