Kamis, 24 November 2011

Gairah Kerja Penghuni Interior


1.      Gairah Kerja Penghuni Interior
Kerja adalah merupakan bagian esensial dari kehidupan manusia karena aspek kehidupan yang memberikan status dan mengikat dirinya dengan masyarakat.  Apabila manusia tidak menyukai bekerja jika berada dalam bangunan interior, kesalahannya lebih mungkin terletak pada kondisi psikologis dan fisiologis serta lingkungan sosial dari pekerjaan dalam suatu ruangan, di samping pengaruh Desain Interior ataupun finishing interior. Kurangnya minat bekerja, apatis serta kemalasan disebabkan kurangnya energi, iklim yang melemahkan, diet yang tidak memadai, serta penyakit fisik dan mental. Kemalasan sering merupakan gabungan dari keletihan  dan kurangnya energi. Apabila seseorang tidak bekerja dengan bersemangat, yang pertama dan terutama, kesehatannya memerlukan perhatian. Kurang tidur dan kurang nafsu makan, akan secara serius merusak keefisienan semua orang (Parkinson, 1987).
Untuk mengetahui Kenyamanan fisiologis penghuni yang tinggal dalam bangunan interior dapat dilakukan dengan pertanyaan tentang pendapat dan sikap. Menyangkut tentang pernyataan gejala kenyaman fisiologis dari pengaruh tekanan panas suhu dan kelembaban udara yang diterima. Pernyataan ini merupakan penilaian diri yang meliputi gejala kelelahan fisik, pelemahan fisik dan motivasi yang berkaitan dengan gairah kerja penghuni bangunan interior. Pertanyaan kenyamanan fisiologis ini dapat diketahui melalui 30 butir pertanyaan indikator.
Eko-interior bukanlah tujuan dalam gairah kerja, sasaran utamanya kepuasan penghuni dalam bekerja dengan produktivitas yang lebih tinggi. Desain Interior yang ramah lingkungan menimbulkan kepuasan yang lebih besar kepada penghuni dalam bekerja untuk meningkatkan produktivitasnya. Michael Anggle dalam bukunya The Social Physchology of Work  menyimpulkan, pekerja yang bahagia bekerja lebih giat, dalam pengertian bekerja lebih cepat. Sebaliknya, bila kepuasan kerja tinggi, terjadilah penurunan angka kemangkiran yang disengaja (Parkinson, 1997).
Sumber “usaha” dalam pelaksanaan sesuatu perkejaan terdiri dari lima unsur, yakni: pikiran, tenaga, waktu, ruang dan benda (Gie, 1982). Cara bekerja efisien merupakan tanpa mengurangi  hasil kerja yang dharapkan dapat menunjukkan gairah kerja seseorang. Cara termudah bersangkutpaut dengan pikiran, cara teringan bertalian dengan tenaga; cara tercepat menyangkut waktu; cara terpendek menyangkut jarak; dan cara termurah menunjuk pada benda yang apabla dinilai menurut harganya dinyatakan dalam jumlah uang.
Gejala yang dianggap menjadi semacam satuan ukuran untuk menunjukkan tercapai atau tidaknya penghematan masing-masing sumber usaha ialah kepusingan, kelelahan, kelambatan, jarak, biaya (Gie, 1982). Besar atau kecilnya kelima gejala atau satuan ukuran itu menjadi pertanda tercapai atau tidaknya efisiensi kerja. Apabila diambil besar atau kecilnya ketiga gejala, yaitu kepusingan, kelelahan dan kelambatan adalah berkaitan erat dengan gairah kerja seseorang dalam menghuni bangunan interior. Besarnya kepusingan, kelelahan dan kelambatan berarti tidak tercapai gairah kerja dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang dikerjakan dalam ruangan bangunan  hasil desain interior. Gairah kerja lebih erat berkaitan dengan cara termudah dan cara tercepat atau gabungan cara termudah dengan cara teringan dan tercepat. Berikut ini ketiga unsur gairah kerja yang sesuai untuk desain interior yang ramah lingkungan.

Tabel 2: Unsur Gairah Kerja dalam Eko Interior
No
Sumber Kerja
Ciri Perwujudan
Satuan Ukuran
1.
2.
3.
Pikiran
Tenaga
Waktu
Cara termudah
Cara teringan
Cara tercepat
Kepusingan
Kelelahan
Kelambatan
Sumber: Gie (1982) dimodifikasi untuk gairah kerja penghuni interior.
Gairah kerja menghasilkan “kegiatan” yang dilaksanakan selama menghuni ruangan dalam bangunan hasil desain interior. Kegiatan, didefinisikan sebagai apa yang dikerjakan oleh seseorang pada jarak waktu tertentu (Bachtel dan Zeisel, 1987). Lima unsur usaha dalam konsepsi efisiensi, diringkas menjadi empat konsepsi kegiatan. Kegiatan selalu mengandung empat hal pokok, yaitu pelaku, macam kegiatan, tempat dalam ruangan bangunan interior dan waktu berlangsungnya kegiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.