Interior Tradisional Water Castel Tamansari |
Berkaitan proses learning by doing melalui saling pembelajaran dalam desain Eco Interior upaya untuk mengembalikan serta menghidupkan kembali vitalitas yang pernah ada pada Interior Tradisional yang mengalami degradasi, melalui intervensi fisik dan nonfisik (rehabilitasi ekonomi, rekayasa sosial-budaya serta pengembangan institusional).
VISI :
•Memanfaatkan Warisan Kekuatan Masa Lalu Untuk Masa Sekarang Dan Masa Depan
MISI :
1.Memelihara Warisan Kekuatan Masa Lalu
2.Meletakan Konsep Konservasi Warisan Kekuatan Masa Lalu Dalam Perspektip
Kebutuhan Masa Sekarang Dan Masa Depan
3.Merajut Warisan Kekuatan Lama, Sekarang Dan Masa Depan
Nilai-nilai Monumen Sejarah Dalam Konsep Konservasi
(Alois Riegl 1858 – 1873)
Andre Chastel (1980)“la notion du Patrimoin“ (faham suatu warisan budaya): monumen sejarah, yaitu artefak yang memberikan ingatan kembali (resouvenir) kepada kita, adalah bagian dari “l’art de la memoire“ (seni suatu kenangan) secara universal, terdapat di semua budaya.
NILAI KONSERVASI SUATU MONUMEN SEJARAH
•Nilai Monumental Dan Evolusi Sejarahnya
(le valeur monumental et l’evolution historique)
•Nilai rememorasi (la valeur de remémoration) :
1. Nilai ketuaan (la valeur d’ancienneté)
2. Nilai sejarah (la valeur historique)
3. Nilai remémorasi intensional (la valeur de
remémoration intentionnelle)
•Nilai-nilai pembaharuan (comtemporanéité)
1. Nilai penggunaan (la valeur d’usage)
2. Nilai seni (la valeur d’art)
NILAI KONSERVASI SUATU MONUMEN SEJARAH
•Nilai Monumental Dan Evolusi Sejarahnya
(le valeur monumental et l’evolution historique)
•Nilai rememorasi (la valeur de remémoration) :
1. Nilai ketuaan (la valeur d’ancienneté)
2. Nilai sejarah (la valeur historique)
3. Nilai remémorasi intensional (la valeur de
remémoration intentionnelle)
•Nilai-nilai pembaharuan (comtemporanéité)
1. Nilai penggunaan (la valeur d’usage)
2. Nilai seni (la valeur d’art)
Place
PLACE Adalah Suatu Tempat :
•Ruang Buatan Manusia Atau Alam Yang Telah Tergores Dan Menyatu
Dengan Kehidupan Manusianya
•Place Mewariskan IDENTITAS Budaya Kehidupan Yang Menciptakan
Kecirian Yang Tidak Dapat Diproduksi Lagi
•IDENTITAS Sesuatu Kekuatan Ciri Hasil Sejarah Yang Mempunyai
Vitalitas Kehidupan Yang “ ABADI “
•L’AVENIR DU PASSÉ
MASA DEPAN DARI MASA LALU
SEJARAH KEBUDAYAAN DALAM RUANG
( HISTORIC OF PLACE )
•Jejak Aktivitas (Sejarah) Masa Lalu Perkembangan Kehidupan Manusi
(Man And Society)
• Menciptakan Karya Karya Artefact of Man Made Space
• Menentukan Lokasi Dan Mengolah Alam, Menggores Ruang Site.
YANG AKHIRNYA MENCIPTAKAN : P L A C E
JENIS JENIS KONSERVASI
ØPreservasi: Menjaga Keadaan Yang Asli Obyek Dan Menjaga Dari
Kerusakan.
ØRestorasi : Mengembalikan Obyek Kebentuk Aslinya Dengan
Menghilangkan Tambahan-tambahan Yang Tidak Asli Atau
Mengumpulkan Kembali Komponen-komponen Asli Tanpa
Menambah Material Atau Komponen Baru.
ØRekonstruksi: mengembalikan Suatu Obyek Semirip Mungkin Kepada
Keadaan Semula Dengan Menggunakan Bahan Lama Atau
Baru.
ØAdaptasi: Merubah Suatu Obyek, Tidak Menuntut Perubahan
Drastis,untuk Beradaptasi Kepada Kondisi Yang
Dibutuhkan.
ØRevitalisasi : Merubah Suatu Obyek Dengan Kesesuaian Terhadap
Yang Asli Dalam Rangka Mengembalikan Vitalitasnya Yang
Telah Hilang.
Reconstructing
BalasHapusHeritage Yogyakarta
Post Earthquake
The representative Javanese traditional architecture which can be found in rural and urban area is called “dalem”. Most of dalems has Joglo type of architecture. The Joglo type was built with wooden structure supported by the main four pillars in the middle called “soko guru” and 12 smaller pillars at the periphery. The soko guru and other pillars stood up at upper ground type foundation so called umpak. The four soko guru were connected rigidly at the upper parts by tumpang sari—multi-frame beams constructed one on the top of the other by interlocking and overlapping system. This very rigid tumpang sari supports the upper part of Joglo roof. The integration of umpaks-soko guru-tumpang sari formed a core structure known as “rong-rongan.” (Prihatmaji, 2007: 5) It is believed to be the strongest part of Joglo in stabilizing the effect of ground shaking because of its rong-rongan construction rigidity and weight.
Although theoretically, the Joglo has strong system structure to anticipate the earthquake, the critical parts lie on the connection between the umpak and the soko guru or peripheral pillars, between the soko guru and the tumpang sari, and between the peripheral pillars to beams above them. The Javanese connection details are weak to anticipate the lateral forces. (Frick, 1997: 163-164 in Prihatmaji, 2007: 3)
BalasHapusThe Heritage Supports Post Disaster usually becomes in low priority comparing to humanitarian aids. It is recommended that all possible anticipations to safeguard the heritage towards future disaster especially earthquake are to include at long term planning and implementation. The long term disaster preparedness program for heritage has been embedded into the government program of conserving cultural heritage since 2008—two years after the house and public buildings reconstruction post earthquake 2006. The various type of heritage can be managed differently as case by case, but most of privately owned heritage properties are usually in critical situation. The proposed priority consists of:
BalasHapus- School Retrofitting Program for Colonial Building Heritage
- Traditional Architecture Heritage Reconstruction for Historic Noble’s Residences