Jumat, 18 November 2011

Produk Tekstil


        Produk Tekstil
Bahan isiolasi nabati, bahan ini mengandung serabut atau tanaman selulosa, contohnya: rotan, jerami, kapas, kain tekstil dan kayu gabus. Isolasi panas produk tekstil didesain untuk gordyn dan vytrace pada jendela berbingkai kaca atau bahkan sebagai pembatas ruangan atau pada jendela dan pintu yang langsung berhubungan dengan eksterior. Penggunaan untuk penutup/alas pada interior dapat bermacam fungsi seperti untuk alas lantai, alas meja, dan penutup tempat tidur atau bedcover. Sebagai bahan pendukung mebel termasuk untuk penutup bantalan kursi atau sekedar bantal hias pada kursi tamu akan sangat serasi bila didukung dengan dekorasi tekstil pada dindin. Bermacam dekorasi tekstil pada dinding dapat dimodifikasi kerangka dari bahan rotan, bambu atau kayu dengan kain bercorak dapat memberi suasana inteior menjadi alamiah ramah lingkugan hidup. Penggunaan kain lurik atau corak batik dapat dipadukan dengan desain bambu untuk dekorasi pada penurunan langit-langit agar memberi kesan akrab kedaerahan.
Fungsi fisiologis produk tekstil kebanyakan untuk melindungi terhadap perubahan ataupun beban bahang dari udara sekeliling tubuh sangat terbatas. Untuk dapat mengendalikan fungsi biologis tubuh terhadap perubahan udara keliling yang lebih besar, ataupun penyesuaian tubuh terhadap perubahan iklim sekelilingnya, manusia menggunakan pakaian, rumah dan cara ataupun perkakas lainnya.
Pakaian yang disebut dengan produk tekstil dinyatakan sebagai pengendali iklim karena dengan berpakaian, anasir iklim di sekeliling tubuh yang tidak serasi dengan persyaratan fisiologis yang diperlukan dapat diredam oleh pakaian dan lapisan udara (atmosfir) antara tubuh dengan pakaian. Akibatnya ialah dalam batas-batas tertentu atmosfir sekeliling tubuh tetap terkendali, dan menjadi tetap akrab dengan persyaratan yang diinginkan tubuh.. Fenomena atmosfiris antara tubuh dengan pakaian dalam kurun waktu hidupnya manusia akan berpola tetap sesuai kenyamanan yang diinginkan oleh tubuh seseorang.
Selain berfungsi untuk melindungi tubuh dari anasir cuaca atau iklim, pakaian berfungsi pula untuk melindungi tubuh dari gangguan mekanis dan biologis. Pakaian juga dipakai untuk memperoleh kepuasan individu atau fungsi pisiologis sosial yang berkaitan dengan dekorasi, memupuk harga diri atau model. Fungsi pakaian yang terakhir ini sering jauh melebihi fungsi utama pakaian sebagai pelindung tubuh.
Pakaian sebagai sarana pelindung tubuh terhadap lingkungan atmosfiris sangat efektif dibandingkan dengan sarana pengendali lingkungan atmosfiris yang lain, seperti pengkondisi udara (air conditioning), pemanas, dehumidifier.  Efektifitas ini ditinjau dari lama waktu pengendalian, stabilitas pengendalian, dan kemudahan untuk dipergunakan.
Proses hantaran bahang antara orang berpakaian dengan udara sekeliling pada dasarnya sama dengan proses hantaran bahang secara umum, yaitu melalui radiasi, konduksi, konveksi, evaporasi.
Terkadang para desainer tekstil berusaha memilih bahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang cocok, mereka sering mengalami kebingungan, sehingga menurut (Mackenczie, 1991) diperlukan penetapan dampak lingkungan dari tekstil senyatanya menghendaki  pemilihan bahan yang tepat dimana semua aspek dari produksi, pemakaian dan penjualan produk materi dengan menghasilkan sisa yang dipertimbangkan secara hati-hati.  
Pakaian yang cocok untuk suatu kawasan dengan kondisi lingkungan tertentu dalam praktek sehari-hari sangat sulit untuk dicirikan secara rinci. Segala perhitungan dalam hal neraca bahang yang ideal agar tubuh terlindung dari ketiak akraban klimatis (unsur-unsur iklim) harus sejalan dengan pertimbangan psikologis, sosial, ekonomis dan juga kultural.
Persyaratan rancangbangun pakaian untuk kondisi tropis dapat disebutkan:
a)     kondisi kering dan panas; b) tenunan yang rapat (tertutup); c) warna cerah untuk memantulkan radiasi; d) ketebalan sedang; tubuh tertutup secara baik dengan pelindung kepala; e) longgar; f) diperlukan beberapa lapis pakaian dalam; g) kondisi basah (lembab) dan panas; h) tenunan terbuka; i) faktor warna tidak penting; j) setipis mungkin; k) penutupan minimum; l) potongan baik dan tepat; m) pakaian dalam yang minimum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadikan sadar dan menajamkan kepekaan sewaktu mendesain agar selalu memperhatikan serta ikut melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dalam menghadapi globalisasi.